Tantangan dan Solusi Pembelajaran Agama Islam di Sekolah Dasar: Belajar dari Kelas III SD Perti Padang



Tantangan dan Solusi Pembelajaran Agama Islam di Sekolah Dasar: Belajar dari Kelas III SD Perti Padang

Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti merupakan salah satu fondasi penting dalam membentuk karakter anak sejak dini. Namun, dalam praktiknya, pembelajaran PAI di sekolah dasar tidak selalu berjalan mulus. Penelitian yang dilakukan oleh Jihana dan Nelwati di Sekolah Dasar Perti Padang mengungkap berbagai tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran, serta solusi konkret yang dapat diterapkan oleh para guru dan pihak sekolah.

Tantangan dalam Mengajar PAI di Kelas III

Di SD Perti Padang, beberapa problematika utama yang muncul dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas III antara lain:

1. Siswa Sulit Berkonsentrasi

Anak-anak usia sekolah dasar, khususnya kelas III, masih memiliki rentang perhatian yang pendek. Ketika materi pelajaran disampaikan secara monoton, mereka cepat merasa bosan dan sulit fokus. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru dalam menjaga antusiasme belajar siswa.

2. Siswa Belum Bisa Membaca dengan Lancar

PAI banyak mengandalkan teks, terutama ayat-ayat Al-Qur’an dan materi keagamaan lainnya. Namun, tidak semua siswa sudah lancar membaca, sehingga mereka kesulitan memahami isi pelajaran. Ini membuat mereka mudah tertinggal dan kurang percaya diri.

3. Kurangnya Minat Belajar

Beberapa siswa menunjukkan kurangnya minat terhadap mata pelajaran PAI, terutama ketika penyampaian materi dianggap membosankan atau terlalu sulit. Hal ini tentu berdampak pada efektivitas pembelajaran secara keseluruhan.

Solusi: Kreativitas dan Pendekatan Personal

Untungnya, para guru di SD Perti Padang tidak tinggal diam. Mereka berinovasi untuk mengatasi kendala tersebut dengan berbagai pendekatan, di antaranya:

1. Menggunakan Media Pembelajaran yang Menarik

Guru mulai memanfaatkan media pembelajaran visual seperti gambar, video pendek, atau alat peraga untuk menarik perhatian siswa. Dengan melihat dan mendengar secara langsung, siswa lebih mudah memahami materi dan tidak cepat bosan.

2. Pendekatan Personal dan Bimbingan Khusus

Bagi siswa yang belum lancar membaca atau kesulitan memahami pelajaran, guru memberikan bimbingan secara personal. Ini bisa dilakukan dalam bentuk belajar kelompok kecil atau pendekatan individual yang lebih intensif.

3. Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan

Suasana kelas yang menyenangkan membuat siswa merasa nyaman dan lebih terbuka untuk belajar. Guru juga menggunakan metode pembelajaran aktif seperti permainan edukatif, cerita, dan diskusi kelompok agar siswa lebih terlibat secara emosional dan intelektual.

Pentingnya Peran Guru dan Sekolah

Dari penelitian ini, kita belajar bahwa keberhasilan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti sangat bergantung pada kreativitas guru dan dukungan lingkungan sekolah. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator, fasilitator, dan bahkan pendamping emosional bagi siswa.

Dengan mengenali tantangan yang dihadapi siswa dan mencari solusi yang sesuai, pembelajaran PAI bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan membekas seumur hidup.


Sumber:
Jihana, N., & Nelwati, S. (2025). Problematika dan Solusi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti di Kelas III Sekolah Dasar Perti Padang. QOSIM: Jurnal Pendidikan, Sosial & Humaniora, 3(1), 15-23.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nilai dan Konsep dalam Berbagai Agama: Pemahaman yang Menghubungkan Umat Manusia

Fitrah Manusia dalam Islam: Konsep dan Peranannya dalam Kehidupan

Sejarah Perkembangan Pemikiran Etika: Dari Yunani Kuno hingga Zaman Modern