Manusia Menurut Pandangan Islam: Kajian Komprehensif
Dalam ajaran Islam, manusia menempati posisi paling istimewa di antara semua ciptaan Allah SWT. Ia diciptakan dengan tujuan utama untuk menyembah Allah dan menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka bumi. Artikel ini mengulas cara pandang Islam terhadap manusia, bagaimana proses penciptaannya, peran yang diembannya, serta kaitannya dengan agama.
Proses Penciptaan Manusia dalam Islam
Al-Qur’an menyebut bahwa manusia pertama, yakni Nabi Adam AS, diciptakan dari tanah. Beberapa istilah yang menggambarkan proses ini dalam Al-Qur’an antara lain turaab (tanah/debu), thiin (tanah liat), shal-shal (tanah kering), dan sulalah (saripati tanah). Setelah membentuk jasadnya, Allah SWT meniupkan ruh ke dalam tubuh Adam, menjadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna dengan akal dan perasaan.
Tidak hanya aspek fisik, penciptaan manusia dalam Islam juga mencakup aspek spiritual. Kehidupan manusia dimulai dari alam ruh, dilanjutkan ke dunia, dan berakhir di akhirat. Ini menandakan bahwa manusia adalah makhluk spiritual dengan misi khusus dalam kehidupan.
Manusia Sebagai Pemimpin di Bumi
Islam menetapkan manusia sebagai khalifah, yakni wakil Allah di bumi (QS. Al-Baqarah: 30). Tugas ini menuntut manusia untuk menjaga kelestarian alam dan menciptakan keseimbangan. Namun, Al-Qur’an juga memperingatkan bahwa manusia memiliki potensi destruktif jika tidak dikendalikan, seperti sifat zalim dan bodoh (QS. Al-Ahzab: 72). Oleh karena itu, manusia harus terus berpijak pada tuntunan Ilahi agar tidak menyalahgunakan perannya.
Peran dan Tanggung Jawab Manusia
Dua amanah utama yang diemban manusia dalam Islam adalah:
-
Beribadah kepada Allah SWT
Segala bentuk aktivitas dapat bernilai ibadah apabila dilandasi dengan niat tulus dan sesuai dengan ajaran Islam. Ibadah tidak terbatas pada ritual seperti shalat dan puasa, tetapi mencakup hal-hal seperti bekerja, belajar, dan berbuat baik terhadap orang lain.
-
Menjaga Hubungan Harmonis dengan Makhluk Lain dan Lingkungan
Sebagai makhluk sosial, manusia harus membina hubungan yang baik dengan sesama serta menjaga kelestarian alam. Islam mengajarkan prinsip-prinsip seperti keadilan, kasih sayang, dan kepedulian sosial. Dalam QS. Ar-Rum: 41, Allah memperingatkan bahwa kerusakan di bumi adalah akibat dari perbuatan manusia yang melampaui batas terhadap alam.
Relasi Manusia dan Agama Islam
Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Sejak zaman dahulu, manusia telah memiliki naluri untuk mencari Tuhan dan kebenaran. Islam hadir untuk memenuhi kebutuhan spiritual tersebut dan memberi panduan tentang tujuan hidup, eksistensi manusia, serta kehidupan setelah mati.
Allah SWT berfirman:
"Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28)
Kedamaian batin sejati tidak berasal dari harta atau prestasi duniawi, melainkan dari kedekatan kepada Allah dan ketaatan terhadap syariat-Nya.
Penutup
Islam memandang manusia sebagai makhluk mulia yang diberi akal dan hati untuk menjalani peran sebagai hamba Allah dan pengelola bumi. Islam memberikan petunjuk agar manusia bisa menjalani kehidupan dunia dengan baik, sambil mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Tanpa petunjuk agama, manusia bisa kehilangan arah dan menyebabkan kekacauan dalam hidup. Oleh karena itu, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.
Sumber:
Sada, H. J. (2016). Manusia dalam Perspektif Agama Islam. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 7(1), 129–142.
Komentar
Posting Komentar