Generasi Z dan Moderasi Beragama: Bagaimana Mereka Memilih Kajian Keislaman?

 Generasi Z dan Moderasi Beragama: Bagaimana Mereka Memilih Kajian Keislaman?

Pendahuluan

Generasi Z, yang tumbuh di era digital, sering kali dianggap sebagai generasi yang terbuka dan fleksibel dalam memandang kehidupan. Namun, bagaimana dengan pandangan mereka terhadap agama? Apakah mereka tertarik untuk mempelajari Islam secara mendalam, atau justru merasa kurang terikat dengan ajaran agama yang terlalu kaku?

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hopid, Abdunrorma Samaalee, Nur Anisyah Rachmaningtyas, dan Hanif Cahyo Adi Kistoro mengungkap bagaimana kecenderungan Generasi Z dalam memilih kajian keislaman di Indonesia.

Minat Generasi Z dalam Studi Keislaman

Penelitian ini menemukan bahwa Generasi Z memiliki kecenderungan untuk memilih kajian keislaman yang lebih praktis dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa tema yang paling diminati adalah:

  1. Fiqh – Topik ini menarik perhatian banyak siswa karena memberikan pedoman dalam menjalankan ibadah dan kehidupan sehari-hari.
  2. Aqidah – Dipilih oleh mereka yang ingin memperkuat keyakinan dan memahami dasar-dasar Islam.
  3. Akhlaq – Kajian ini dianggap penting dalam membentuk karakter dan menjaga etika dalam pergaulan sosial.
  4. Tarikh (Sejarah Islam) – Banyak siswa tertarik belajar sejarah untuk memahami perjalanan Islam dan mengambil hikmah dari masa lalu.
  5. Islam dan Sains – Generasi Z juga memiliki ketertarikan dalam menghubungkan ilmu pengetahuan dengan ajaran Islam.
  6. Islam dan Budaya – Studi ini menarik bagi mereka yang ingin memahami bagaimana Islam berinteraksi dengan budaya lokal.

Moderasi Beragama di Kalangan Generasi Z

Meskipun cenderung lebih terbuka dalam memandang agama, Generasi Z juga mengalami dilema dalam identitas keagamaan mereka. Sebagian dari mereka menginginkan kebebasan dalam beragama, tetapi di sisi lain, mereka juga memiliki kebutuhan spiritual yang tetap ingin dipenuhi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa moderasi beragama bisa menjadi jembatan yang menghubungkan kebutuhan spiritual Generasi Z dengan realitas kehidupan modern. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan tidak kaku, pendidikan agama di sekolah dan madrasah bisa lebih relevan bagi mereka.

Kesimpulan

Generasi Z tidak menolak agama, tetapi mereka membutuhkan pendekatan yang lebih inklusif dan relevan. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan agama harus dirancang dengan mempertimbangkan minat dan kebutuhan mereka. Dengan demikian, mereka tidak hanya memahami Islam secara akademis, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan sikap yang moderat.

Sumber:
Hopid, A., Sama Alee, A., Rachmaningtyas, N. A., & Kistoro, H. C. A. (2023). Generation Z’s Perception of Religious Moderation and Tendency to Choose Religious Studies in Indonesia. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 20(1), 20-32.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nilai dan Konsep dalam Berbagai Agama: Pemahaman yang Menghubungkan Umat Manusia

Fitrah Manusia dalam Islam: Konsep dan Peranannya dalam Kehidupan

Sejarah Perkembangan Pemikiran Etika: Dari Yunani Kuno hingga Zaman Modern